Benarkah Musim Hujan Tidak Menjamin Air Bersih Melimpah?

Tahukah kamu? Saat ini Indonesia sudah berada di musim hujan, tetapi masih banyak daerah yang kekurangan air bersih. Selama beberapa hari terakhir wilayah Jabodetabek mulai dilanda hujan dengan intensitas rendah hingga tinggi. daerah-daerah yang tidak memiliki daerah resapan air mulai terendam banjir.

Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), awal musim hujan tahun ini datang lebih awal dari biasanya. Dibandingkan dengan rata-rata musimnya, awal musim hujan 2024-2025 diprediksi maju di 267 zona musim (ZOM) atau 38 persen. Sebanyak 190 ZOM atau 27 persen sama dengan rata-rata musimnya dan 96 ZOM atau 14 persen mundur.

Kondisi air saat musim hujan memang melimpah, tapi itu tidak berarti semua daerah mendapat air bersih yang cukup. Ada beberapa faktor kenapa kekurangan air bersih tetap terjadi walaupun curah hujan tinggi:

  1. Air hujan yang turun sering kali langsung mengalir di permukaan (runoff) menuju sungai atau laut tanpa sempat meresap ke tanah untuk menjadi cadangan air tanah.
  2. Hujan deras bisa membawa lumpur, sampah, dan limbah ke sumber air (sungai, danau, waduk), membuatnya keruh atau tercemar. Air seperti ini butuh proses pengolahan sebelum bisa diminum.
  3. Ada wilayah yang sebenarnya punya sumber air, tapi tidak ada jaringan pipa atau penampungan memadai untuk menyalurkannya ke rumah warga.
  4. Musim hujan di Indonesia tidak datang bersamaan di semua wilayah. Ada daerah yang masih kemarau walaupun daerah lain hujan deras.

“Lantas apakah kita bisa melakukan sesuatu dengan keadaan seperti ini?”

Kalau musim hujan sudah datang tapi daerah masih kekurangan air bersih, berarti masalahnya bukan sekadar “air ada atau tidak”, tapi bagaimana mengolah, menampung, dan menyalurkannya.

Beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  1. Perbaikan Infrastruktur & Sanitasi
  • Membangun atau memperbaiki jaringan pipa, bak penampungan, dan sumur resapan untuk memastikan air hujan dapat dimanfaatkan secara optimal.
  • Menata saluran air agar tidak bercampur antara air hujan dan limbah rumah tangga.
  1. Filterisasi Air Hujan Sebelum Digunakan
  • Memasang sistem penyaringan sederhana (saringan pasir, arang, kerikil) atau filter modern untuk menghilangkan kotoran, lumpur, dan bakteri.
  • Menutup rapat penampungan agar air tidak menjadi sarang nyamuk atau terkontaminasi.
  1. Edukasi Perilaku Bersih di Musim Hujan
  • Mengajarkan masyarakat cara mengelola air hujan secara higienis, termasuk teknik penyimpanan yang aman.

Melimpahnya air saat musim hujan tidak otomatis menjawab kebutuhan air bersih masyarakat. Tanpa pengelolaan yang tepat, air hujan justru cepat hilang atau tercemar sebelum sempat dimanfaatkan. Karena itu, kunci mengatasi kekurangan air bersih bukan hanya menunggu hujan turun, tapi memastikan setiap tetesnya diolah, disimpan, dan disalurkan dengan bijak agar benar-benar menjadi sumber kehidupan.

Kirim Pesan
Mereka butuh uluran tangan kita. Karena sedikit bantuan dari #parapenderma adalah harapan besar bagi mereka