Air Semakin Langka, Dunia Semakin Panik. Akankah Isu Tersebut Menjadi Nyata di Tahun 2050?

Pernah kebayang nggak, gimana rasanya hidup tanpa air bersih? Sesuatu yang selama ini kita anggap sepele seperti mandi, masak, minum ternyata tanpa kita sadari itu semua jadi kemewahan di banyak tempat di dunia. Sekarang ini, makin banyak negara yang mulai kesulitan mencari air bersih. Sungai-sungai mengering, hujan nggak turun seperti dulu, dan kebutuhan manusia terus meningkat. Di satu sisi, ada yang bisa main air sepuasnya, tapi di sisi lain, ada jutaan orang yang harus antre panjang cuma buat dapet satu ember air. Masalah air sudah bukan cuma urusan lingkungan, tapi udah jadi masalah kemanusiaan yang serius.

Isu mengenai krisis air tanah yang diprediksi akan terjadi pada tahun 2025 bukanlah sekadar kabar menakutkan tanpa dasar. Berbagai laporan internasional telah memperingatkan bahwa banyak negara berpotensi menghadapi krisis air serius akibat kombinasi dari pertumbuhan penduduk yang cepat, urbanisasi masif, pertanian intensif, serta dampak perubahan iklim. Salah satu pemicu yang memperkuat kekhawatiran ini adalah hasil studi dari NASA dan sejumlah lembaga global, yang menyatakan bahwa 21 dari 37 cadangan air tanah terbesar di dunia telah menunjukkan penurunan signifikan akibat eksploitasi berlebihan.

Menurut prediksi global mengenai krisis air ini juga semakin menguat lewat laporan World Economic Forum pada tahun 2015, yang menempatkan krisis air sebagai salah satu risiko terbesar bagi kemanusiaan. Sementara itu, UNESCO mulai memperkirakan bahwa pada tahun 2025, sekitar 1,8 miliar orang akan tinggal di wilayah yang mengalami kelangkaan air mutlak. Bahkan, dua pertiga populasi dunia diprediksi akan hidup dalam kondisi tekanan air tinggi. Fakta-fakta ini memperlihatkan bahwa ancaman kelangkaan air bersih bukan lagi sesuatu yang bisa ditunda untuk ditanggulangi.

Untuk mencegah krisis ini semakin parah, ada beberapa langkah penting yang perlu dilakukan secara kolektif. Pengurangan eksploitasi air tanah harus segera dilaksanakan, termasuk peralihan ke sumber air permukaan yang dikelola secara bijak. Konservasi air juga harus digencarkan, baik di sektor pertanian, industri, maupun rumah tangga, dengan memanfaatkan teknologi hemat air. Selain itu, pengelolaan limbah dan polusi air harus diperkuat guna menjaga kualitas sumber daya air yang tersisa. Tidak kalah penting, investasi dalam infrastruktur air bersih seperti penyediaan fasilitas air minum gratis juga perlu diperluas agar akses air tetap merata.

Kami sangat memahami bahwa akses terhadap air bersih bukan lagi sekadar kebutuhan, tetapi hak dasar setiap manusia. Karena itu, Penderma.id menjadikan isu air sebagai salah satu fokus utamanya, dengan menghadirkan berbagai program yang bertujuan menyediakan air bersih dan layak konsumsi bagi Masyarakat yang terdampak krisis air.

Melalui program air dari Penderma.id, kami berkomitmen untuk menghadirkan solusi nyata dengan memastikan distribusi air bersih menjangkau daerah-daerah rawan kekeringan, sehingga kebutuhan masyarakat akan akses air layak konsumsi terpenuhi secara merata. Penderma.id berkomitmen untuk menjadi solusi nyata. Bersama para penderma, kami percaya bahwa setiap tetes air yang tersalurkan bisa menjadi harapan, kesehatan, dan masa depan yang lebih baik bagi banyak orang.

Kirim Pesan
Mereka butuh uluran tangan kita. Karena sedikit bantuan dari #parapenderma adalah harapan besar bagi mereka